Pages

Senin, 02 April 2012

Hukum Dasar Kimia (Kimia X)



Hukum Dasar Kimia (Kimia X)

STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.
1. HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER
“Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap”.
Contoh:
hidrogen + oksigen → hidrogen oksida
(4g) (32g) (36g)

2. HUKUM PERBANDINGAN TETAP = HUKUM PROUST
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap”
Contoh:
a. Pada senyawa NH3 : massa N : massa H
= 1 Ar . N : 3 Ar . H
= 1 (14) : 3 (1) = 14 : 3
b. Pada senyawa SO3 : massa S : massa 0
= 1 Ar . S : 3 Ar . O
= 1 (32) : 3 (16) = 32 : 48 = 2 : 3
Keuntungan dari hukum Proust:
bila diketahui massa suatu senyawa atau massa salah satu unsur yang membentuk senyawa tersebut make massa unsur lainnya dapat diketahui.
Contoh:
Berapa kadar C dalam 50 gram CaCO3 ? (Ar: C = 12; 0 = 16; Ca=40)
Massa C = (Ar C / Mr CaCO3) x massa CaCO3
= 12/100 x 50 gram = 6 gram
massa C
Kadar C = massa C / massa CaCO3 x 100%
= 6/50 x 100 % = 12%

3. HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA = HUKUM DALTON
“Bila dua buah unsur dapat membentuk dua atau lebih senyawa untuk massa salah satu unsur yang sama banyaknya maka perbandingan massa unsur kedua akan berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana”.
Contoh:
Bila unsur Nitrogen den oksigen disenyawakan dapat terbentuk,
NO dimana massa N : 0 = 14 : 16 = 7 : 8
NO2 dimana massa N : 0 = 14 : 32 = 7 : 16
Untuk massa Nitrogen yang same banyaknya maka perbandingan massa Oksigen pada senyawa NO : NO2 = 8 :16 = 1 : 2
4. HUKUM-HUKUM GAS
Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT
dimana:
P = tekanan gas (atmosfir)
V = volume gas (liter)
n = mol gas
R = tetapan gas universal = 0.082 lt.atm/mol Kelvin
T = suhu mutlak (Kelvin)
Perubahan-perubahan dari P, V dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan kondisi-kondisi tertentu dicerminkan dengan hukum-hukum berikut:
A. HUKUM BOYLE
Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan
n1 = n2 dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh : P1 V1 = P2 V2
Contoh:
Berapa tekanan dari 0 5 mol O2 dengan volume 10 liter jika pada temperatur tersebut 0.5 mol NH3 mempunyai volume 5 liter den tekanan 2 atmosfir ?
Jawab:
P1 V1 = P2 V2
2.5 = P2 . 10 / P2 = 1 atmosfir
B. HUKUM GAY-LUSSAC
“Volume gas-gas yang bereaksi den volume gas-gas hasil reaksi bile diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai bilangan bulat den sederhana”.
Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku : V1 / V2 = n1 / n2
Contoh:
Hitunglah massa dari 10 liter gas nitrogen (N2 ) jika pada kondisi tersebut 1 liter gas hidrogen (H2 ) massanya 0.1 g.
Diketahui: Ar untuk H = 1 dan N = 14
Jawab:
V1/V2 = n1/n2
10/1 = (x/28) / (0.1/2)
x = 14 gram
Jadi massa gas nitrogen = 14 gram.
C. HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC
Hukum ini merupakan perluasan hukum terdahulu dan diturunkan dengan keadaan harga n = n2 sehingga diperoleh persamaan:
P1. V1 / T1 = P2 . V2 / T2
D. HUKUM AVOGADRO
“Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah mol yang sama. Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada keadaan STP (0o C 1 atm) 1 mol setiap gas volumenya 22.4 liter volume ini disebut sebagai volume molar gas.
Contoh:
Berapa volume 8.5 gram amoniak (NH3) pada suhu 27o C dan tekanan 1 atm ?
(Ar: H = 1 ; N = 14)
Jawab:
85 g amoniak = 17 mol = 0.5 mol
Volume amoniak (STP) = 0.5 x 22.4 = 11.2 liter
Berdasarkan persamaan Boyle-Gay Lussac:
P1 . V1 / T1 = P2 2 . V2 / T2
1 x 112.1 / 273 = 1 x V2 / (273 + 27)
V2 = 12.31 liter

Struktur Atom (Kimia X)


Struktur Atom (Kimia X)

Anda telah mengetahui beberapa unsur dalam kehidupan sehari-hari. Unsur dapat mengalami perubahan materi yaitu perubahan kimia. Ternyata perubahan kimia ini disebabkan oleh paartikel terkecil dari unsur tersebut. Partikel terkecil inilah yang kemudian dikenal sebagai atom.

Seandainya Anda memotong satu butir beras menjadi dua bagian, kemudian dipotong lagi menjadi dua bagian dan seterusnya hingga tidak dapat lagi. Bagian terkecil yang tidak dapat lagi, inilah awal mulanya berkembangnya konsep atom.

Konsep atom itu dikemukakan oleh Demokritos yang tidak didukung oleh eksperimen yang meyakinkan, sehingga tidak dapat diterima oleh beberapa ahli ilmu pengetahuan dan filsafat. Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805), kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911) dan disempurnakan oleh Bohr (1914).

Hasil eksperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilkan gambaran mengenai susunan partikel-partikel tersebut di dalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan dalam memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam atom disebut model atom. Marilah kita pelajari satu persatu masing-masing konsep/model atom tersebut.

1. Model Atom Dalton
John Dalton mengemukakan hipotesa tentang atom berdasarkan hukum kekekalan massa (Lavoisier) dan hukum perbandingan tetap (Proust). Teori yang diusulkan Dalton:

a. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
b. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
c. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen.
d. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti peluru pada tolak peluru. Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Bagaimana mungkin suatu bola pejal dapat menghantarkan listrik, padahal listrik adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menyebabkan terjadinya daya hantar listrik.

2. Model Atom Thomson
Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh JJ. Thomson, eksperimen yang dilakukannya tabung sinar kotoda. Hasil eksperimennya menyatakan ada partikel bermuatan negatif dalam atom yang disebut elektron. Thomson mengusulkan model atom seperti roti kismis atau kue onde-onde. Suatu bola pejal yang permukaannya dikelilingi elektron dan partikel lain yang bermuatan positif sehingga atom bersifat netral. Kelemahan model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.

3. Model Atom Rutherford
Eksperimen yang dilakukan Rutherford adalah penembakan lempeng tipis dengan partikel alpha. Ternyata partikel itu ada yang diteruskan, dibelokkan atau dipantulkan. Berarti di dalam atom terdapat susunansusunan partikel bermuatan positif dan negatif.

Hipotesa dari Rutherford adalah atom yang tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat pada inti atom. Model atom Rutherford seperti tata surya.

Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama - kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti.

Ambilah seutas tali dan salah satu ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu sedangkan ujung yang lain Anda pegang. Putarkan tali tersebut di atas kepala Anda. Apa yang terjadi? Benar. Lama kelamaan putarannya akan pelan dan akan mengenai kepala Anda karena putarannya lemah dan Anda pegal memegang tali tersebut. Karena Rutherford adalah telah dikenalkan lintasan/kedudukan elektron yang nanti disebut dengan kulit.

4. Model Atom Niels Bohr
Kelemahan dari Rutherford diperbaiki oleh Niels Bohr dengan percobaannya menganalisa spektrum warna dari atom hidrogen yang berbentuk garis. Hipotesis Bohr adalah:

a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
b. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang.

Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi. Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah maka akan memancarkan energi.

Kelebihan atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya elektron. Kelemahan model atom ini adalah: tidak dapat menjelaskan spekrum warna dari atom berelektron banyak. Sehingga diperlukan model atom yang lebih sempurna dari model atom Bohr.

GERAK LURUS BERATURAN

GERAK LURUS BERATURAN



KINEMATIKA adalah Ilmu gerak yang membicarakan gerak suatu benda tanpa memandang gaya yang bekerja pada benda tersebut (massa benda diabaikan). Jadi jarak yang ditempuh benda selama geraknya hanya ditentukan oleh kecepatan v dan atau percepatan a.

Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan kocepatan v tetap (percepatan a = 0), sehingga jarakyang ditempuh S hanya ditentukan oleh kecepatan yang tetap dalam waktu tertentu.

Pada umumaya GLB didasari oleh Hukum Newton I ( S F = 0 ).

S = X = v . t ; a = Dv/Dt = dv/dt = 0

v = DS/Dt = ds/dt = tetap

Tanda D (selisih) menyatakan nilai rata-rata.
Tanda d (diferensial) menyatakan nilai sesaat.


Gerak Berbentuk Parabola

Gerak Berbentuk Parabola
Fisika  



Gerak ini terdiri dari dua jenis, yaitu:

1. Gerak Setengah Parabola

Benda yang dilempar mendatar dari suatu ketinggian tertentu dianggap tersusun atas dua macam gerak, yaitu :


a.
Gerak pada arah sumbu X (GLB)

vx = v0
Sx = X = vx t






b.
Gerak pada arah sumbu Y (GJB/GLBB)

vy = 0
                      ]® Jatuh bebas
y = 1/2 g t2



2. Gerak Parabola/Peluru

Benda yang dilempar ke atas dengan sudut tertentu, juga tersusun atas dua macam gerak dimana lintasan
dan kecepatan benda harus diuraikan pada arah X dan Y.


a.
Arah sb-X (GLB)

v0x = v0 cos q (tetap)
X = v0x t = v0 cos q.t




b.
Arah sb-Y (GLBB)

v0y = v0 sin q
Y = voy t - 1/2 g t2
   = v0 sin q
. t - 1/2 g t2
vy = v0 sin q
- g t



Syarat mencapai titik P (titik tertinggi): vy = 0

top = v0 sin q / g 

sehingga

top = tpq
toq = 2 top


OQ = v0x tQ = V02 sin 2q / g

h max = v oy tp - 1/2 gtp2 = V02 sin2 q / 2g

vt = Ö (vx)2 + (vy)2  

Contoh:

1. Sebuah benda dijatuhkan dari pesawat terbang yang sedang melaju horisontal 720 km/jam dari ketinggian 490 meter. Hitunglah jarak jatuhnya benda pada arah horisontal ! (g = 9.8 m/det2).

Jawab:

vx = 720 km/jam = 200 m/det.
h = 1/2 gt2 ®  490 = 1/2 . 9.8 . t2
t = 100 = 10 detik
X = vx . t = 200.10 = 2000 meter



2. Peluru A dan peluru B ditembakkan dari senapan yang sama dengan sudut elevasi yang berbeda; peluru A dengan 30o dan peluru B dengan sudut 60o. Berapakah perbandingan tinggi maksimum yang dicapai peluru A dan peluru B?

Jawab:

Peluru A:

hA =  V02 sin2 30o / 2g = V02 1/4 /2g = V02 / 8g


Peluru B:

hB =  V02 sin2 60o / 2g = V02 3/4 /2g = 3 V02 / 8g


hA =  hB = V02/8g : 3 V02 / 8g = 1 : 3

Gerak Karena Pengaruh Gravitasi


Gerak Karena Pengaruh Gravitasi
Fisika Kelas 1 > Kinematika





GERAK JATUH BEBAS: adalah gerak jatuh benda pada arah vertikal dari ketinggian h tertentu tanpa kecepatan awal (v0 = 0), jadi gerak benda hanya dipengaruhi oleh gravitasi bumi g.

y = h = 1/2 gt2
t = 
Ö(2 h/g)
yt = g t = 
Ö(2 g h)


g = percepatan gravitasi bumi.
y = h = lintasan yang ditempuh benda pada arah vertikal,(diukur dari posisi benda mula-mula).
t = waktu yang dibutuhkan benda untuk menempuh lintasannya.




GERAK VERTIKAL KE ATAS: adalah gerak benda yang dilempar dengan suatu kecepatan awal v0 pada arah vertikal, sehingga a = -g (melawan arah gravitasi).

syarat suatu benda mencapai tinggi maksimum (h maks): Vt = 0

Dalam penyelesaian soal gerak vertikal keatas, lebih mudah diselesaikan dengan menganggap posisi di tanah adalah untuk Y = 0.

Contoh:

1. Sebuah partikel bergerak sepanjang sumbu-X dengan persamaan lintasannya: X = 5t2 + 1, dengan X dalam meter dan t dalam detik. Tentukan:

a. Kecepatan rata-rata antara t = 2 detik dan t = 3 detik.
b. Kecepatan pada saat t = 2 detik.
c. Jarak yang ditempah dalam 10 detik.
d. Percepatan rata-rata antara t = 2 detik dan t = 3 detik.


Jawab:

a. v rata-rata = DX / Dt = (X3 - X2) / (t3 - t2) = [(5 . 9 + 1) - (5 . 4 + 1)] / [3 - 2] = 46 - 21 = 25 m/ detik


b. v2 = dx/dt |t=2 = 10 |t=2 = 20 m/detik.

c. X10 = ( 5 . 100 + 1 ) = 501 m ; X0 = 1 m

Jarak yang ditempuh dalam 10 detik = X10 - X0 = 501 - 1 = 500 m

d. a rata-rata = Dv / Dt = (v3- v2)/(t3 - t2) = (10 . 3 - 10 . 2)/(3 - 2) = 10 m/det2

2. Jarak PQ = 144 m. Benda B bergerak dari titik Q ke P dengan percepatan 2 m/s2 dan kecepatan awal 10 m/s. Benda A bergerak 2 detik kemudian dari titik P ke Q dengan percepatan 6 m/s2 tanpa kecepatan awal. Benda A dan B akan bertemu pada jarak berapa ?

Jawab:

Karena benda A bergerak 2 detik kemudian setelah benda B maka tB = tA + 2.


SA = v0.tA + 1/2 a.tA2 = 0 + 3 tA2
SB = v0.tB + 1/2 a.tB2 = 10 (tA + 2) + (tA + 2)2


Misalkan kedua benda bertemu di titik R maka
SA + SB = PQ = 144 m
3tA2 + 10 (tA + 2) + (tA + 2)2 = 144
2tA2 + 7tA - 60 = 0


Jadi kedua benda akan bertemu pada jarak SA = 3tA2 = 48 m (dari titik P).

3. Grafik di bawah menghubungkan kocepatan V dan waktu t dari dua mobil A dan B, pada lintasan dan arah sama. Jika tg a = 0.5 m/det, hitunglah:
a. Waktu yang dibutuhkan pada saat kecepatan kedua mobil sama.
b. Jarak yang ditempuh pada waktu menyusul


Jawab:


Dari grafik terlihat jenis gerak benda A dan B adalah GLBB dengan V0(A) = 30 m/det dan V0(B) = 0.

a. Percepatan kedua benda dapat dihitung dari gradien garisnya,

jadi : aA = tg a = 0.5
10/t = 0.5 ®  t = 20 det


aB = tg b = 40/20 = 2 m/det

b. Jarak yang ditempuh benda

SA = V0 t + 1/2 at2 = 30t + 1/4t2

SB = V0 t + 1/2 at2 = 0 + t2

pada saat menyusul/bertemu : SA = SB ®  30t + 1/4 t2 = t2 ®  t = 40 det

Jadi jarak yang ditempuh pada saat menyusul : SA = SB = 1/2 . 2 . 402 = 1600 meter

Gerak Berbentuk Parabola
Fisika Kelas 1 > Kinematika
261


Gerak ini terdiri dari dua jenis, yaitu:

1. Gerak Setengah Parabola

Benda yang dilempar mendatar dari suatu ketinggian tertentu dianggap tersusun atas dua macam gerak, yaitu :


a.
Gerak pada arah sumbu X (GLB)

vx = v0
Sx = X = vx t






b.
Gerak pada arah sumbu Y (GJB/GLBB)

vy = 0
                      ]® Jatuh bebas
y = 1/2 g t2



2. Gerak Parabola/Peluru

Benda yang dilempar ke atas dengan sudut tertentu, juga tersusun atas dua macam gerak dimana lintasan
dan kecepatan benda harus diuraikan pada arah X dan Y.


a.
Arah sb-X (GLB)

v0x = v0 cos q (tetap)
X = v0x t = v0 cos q.t




b.
Arah sb-Y (GLBB)

v0y = v0 sin q
Y = voy t - 1/2 g t2
   = v0 sin q
. t - 1/2 g t2
vy = v0 sin q
- g t



Syarat mencapai titik P (titik tertinggi): vy = 0

top = v0 sin q / g 

sehingga

top = tpq
toq = 2 top


OQ = v0x tQ = V02 sin 2q / g

h max = v oy tp - 1/2 gtp2 = V02 sin2 q / 2g

vt = Ö (vx)2 + (vy)2  

Contoh:

1. Sebuah benda dijatuhkan dari pesawat terbang yang sedang melaju horisontal 720 km/jam dari ketinggian 490 meter. Hitunglah jarak jatuhnya benda pada arah horisontal ! (g = 9.8 m/det2).

Jawab:

vx = 720 km/jam = 200 m/det.
h = 1/2 gt2 ®  490 = 1/2 . 9.8 . t2
t = 100 = 10 detik
X = vx . t = 200.10 = 2000 meter



2. Peluru A dan peluru B ditembakkan dari senapan yang sama dengan sudut elevasi yang berbeda; peluru A dengan 30o dan peluru B dengan sudut 60o. Berapakah perbandingan tinggi maksimum yang dicapai peluru A dan peluru B?

Jawab:

Peluru A:

hA =  V02 sin2 30o / 2g = V02 1/4 /2g = V02 / 8g


Peluru B:

hB =  V02 sin2 60o / 2g = V02 3/4 /2g = 3 V02 / 8g


hA =  hB = V02/8g : 3 V02 / 8g = 1 : 3
 

Pengertian Active And Passive Voice (Bhs. Inggris X)


Pengertian Active And Passive Voice (Bhs. Inggris X)

ACTIVE AND PASSIVE VOICE
Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Kata kerja transitif mempunyai dua voice (ragam gramatikal), aktif dan pasif.
1) Bentuk aktif adalah orang, binatang, atau benda yang ditunjukkan oleh subjek dikatakan melakukan sesuatu pada yang lain.
Contoh: Karim killed a tiger. Karim membunuh seekor harimau
2) Bentuk pasif adalah orang, binatang atau benda dikatakan menderita sesuatu dari sesuatu yang lain.


Contoh: A tiger was killed by Karim. Seekor harimau dibunuh oleh Karim
Bentuk pasif :
To Be + Past Participle
Aturan-aturan :
a) Kata kerja transitif tidak digunakan dalam bentuk pasif, kecuali kalau kata kerja itu menggunakan cognate object dalam bentuk aktif.
Aktif : She sang a fine song. Ia menyanyikan sebuah nyanyian yang merdu
Pasif : A fine song was sung by her. Sebuah nyanyian yang merdu dinyanyikan olehnya
b) Bilamana kalimat diubah dari bentuk aktif ke pasif, objek untuk kata kerja aktif menjadi subjek untuk kalimat kerja pasif.
objek untuk kata kerja aktif :
Aktif: Linda can make tarts. Linda dapat membuat kue tart
Subjek untuk kata kerja pasif :
Pasif: Tarts can be made by Linda
c) Retained object (objek yang tetap dipakai/dipertahankan dalam pasif)
Dua buah objek dalam kalimat aktif, ketika diubah menjadi kalimat pasif, masih tetap ada sebuah objek dipertahankan, objek ini dinamakan retained object. Objek ini mungkin objek tak langsung dari kata kerja aktif atau objek langsung dari kata kerja aktif.
Objek tak langsung dari kata kerja aktif
Kata Kerja aktif Kata kerja pasif
We gave him a prize A prize was given him by us
Objek langsung dari kata kerja aktif
Kata Kerja aktif Kata kerja pasif
We gave him a prize He was given a prize by us
Berikut contoh-contoh kalimat aktif yang dirubah menjadi kalimat pasif dalam bentuk tenses :
1) Simple present
Aktif
John bites Mary
John doesn’t bite Mary
Does John bite Mary?
What does John do?
Who bites Mary?
Who does John bite?

Pasif
Mary is bitten by John
Mary isn’t bitten by John
Is Mary bitten by John?
what is done by John?
Who is Mary bitten by?
Who is bitten by John?
2) Simple continuous
Aktif
John is biting Mary
John isn’t biting Mary
Is John biting Mary?
What is John doing?

Who is biting Mary?

Who is John biting?



Pasif

Mary is being bitten by John

Mary isn’t being bitten by John

Is Mary being bitten by John?

What is being done by John?

Who is Mary being bitten by?

Who is being bitten by John?

3) Present perfect

Aktif

John has bitten Mary

John hasn’t bitten Mary

Has John bitten Mary?

What has John done?

Who has bitten Mary?

Who has John bitten?



Pasif

Mary has been bitten by John

Mary hasn’t been bitten by John

Has Mary been bitten by John?

What has been done by John?

Who has Mary been bitten by?

Who has been bitten by John?

4) Present perfect continuous

Aktif

John has been biting Mary

John hasn’t been biting Mary

Has John been biting Mary?

What has John been doing?

Who has been biting Mary?

Who has John been biting?



Pasif

Mary has been being bitten by John

Mary hasn’t been being bitten by John

Has Mary been being bitten by John?

What has been being done by John?

Who has Mary been being bitten by?

Who has been being bitten by John?

5) Simple past

Aktif

John bit Mary

John didn’t bite Mary

Did John bite Mary?

What did John do?

Who bit Mary?

Who did John bite?


Pasif

Mary was bitten by John

Mary wasn’t bitten by John

Was Mary bitten by John?

What was done by John?

Who was Mary bitten by?

Who was bitten by John?

6) Past continuous

Aktif

John was biting Mary

John wasn’t biting Mary

Was John biting Mary?

What was John doing?

Who was biting Mary?

Who was John biting?



Pasif

Mary was being bitten by John

Mary wasn’t being bitten by John

Was Mary being bitten by John?

What was being done by John?

Who was Mary being bitten by?

Who was being bitten by John?

7) Past perfect

Aktif

John had bitten Mary

John hadn’t bitten Mary

Had John bitten Mary?

What had John done?

Who had bitten Mary?

Who had John bitten?



Pasif

Mary had been bitten by John

Mary hadn’t been bitten by John

Had Mary been bitten by John?

What had been done by John?

Who had Mary been bitten by?

Who had been bitten by John?

8) Past perfect continuous

Aktif

John had been biting Mary

John hadn’t been biting Mary

Had John been biting Mary?

What had John been doing?

Who had been biting Mary?

Who had John been biting?



Pasif

Mary had been being bitten by John

Mary hadn’t been being bitten by John

Had Mary been being bitten by John?

What had been being done by John?

Who had Mary been being bitten by?

Who had been being bitten by John?

9) Future

Aktif

John will bite Mary

John won’t bite Mary

Will John bite Mary?

What will John do?

Who will bite Mary?

Who will John bite?



Pasif

Mary will be bitten by John

Mary won’t be bitten by John

Will Mary be bitten by John?

What will be done by John?

Who will Mary be bitten by?

Who will be bitten by John?

10) Future continuous

Aktif

John will be biting Mary

John won’t be biting Mary

Will John be biting Mary?

What will John be doing?

Who will be biting Mary?

Who will John be biting?



Pasif

Mary will be being bitten by John

Mary won’t be being bitten by John

Will Mary be being bitten by John?

What will be being done by John?

Who will Mary be being bitten by?

Who will be being bitten by John?

11) Future perfect

Aktif

John will have bitten Mary

John won’t have bitten Mary

Will John have bitten Mary?

What will John have done?

Who will have bitten Mary?

Who will John have bitten?



Pasif

Mary will have been bitten by John

Mary won’t have been bitten by John

Will Mary have been bitten by John?

What will have been done by John?

Who will Mary have been bitten by?

Who will have been bitten by John?

12) Future perfect continuous

Aktif

John will have been biting Mary

John won’t have been biting Mary

Will John have been biting Mary?

What will John have been doing?

Who will have been biting Mary?

Who will John have been biting?



Pasif

Mary will have been being bitten by John

Mary won’t have been being bitten by John

Will Mary have been being bitten by John?

What will have been being done by John?

Who will Mary have been being bitten by?

Who will have been being bitten by John?

Kata-kata kerja transitif kadang-kadang mempunyai arti pasif walaupun bentuk kalimatnya adalah aktif :

a) Dengan komplemen

Sugar tastes sweet (pasif: sugar is sweet when it is tasted). Gula manis rasanya (gula manis bila

dirasakan)

b) Tanpa komplemen

The books is printing (pasif: the book is being printed). Buku itu sedang dicetak

The cows are milking (pasif: the cows are being milked). Sapi-sapi itu sedang diperah

Kesimpulan :

TENSES


ACTIVE


PASSIVE

Simple Present

Present Continuous

Present Perfect

Past Tense

Past Continuous

Simple Future

Be going to

Past perfect

Future perfect


Mary

Mary

Mary

Mary

Mary

Mary

Mary Mary

Mary


Helps

is helping

has helped

helped

was helping

will help

is going to help

had helped

will have helped


John

John

John

John

John

John


is helped

is being helped

has been helped

was helped

was being helped

will be helped

is going to be helped

had been helped

will have been helped

Rumus 16 Tenses (Bhs. Inggris X)


Rumus 16 Tenses (Bhs. Inggris X)

RUMUS 16 TENSES
Kata Kerja
Kata Kerja adalah bagian inti dari Tenses Bahasa Inggris. Kata kerja atau Verb pada rumus-rumus Tenses di blog ini, Kata kerja atau Verb ini sering saya singkat V saja. Jadi kalau V+ing artinya sama dengan Verb+ing, sering juga saya tulis sebagai “Ving” saja agar mudah.
Kata kerja dalam bahasa Inggris ada banyak bentuknya: V1, V2, V3, Ving.
Kata Kerja bentuk 1 atau saya singkat V1, yaitu kata kerja dasar, seperti: drink, go, write, read, participate, learn, study, dan sebagainya. Ada kata kerja bentuk ke 2, sering saya singkat V2. Kata kerja bentuk 3 ya V3. Serta Kata Kerja bentuk ING atau saya singkat Ving. Bagaimana cara menggunakan bentuk-bentuk kata kerja tersebut? Ada di masing-masing pelajaran Tenses Bahasa Inggris.
Perubahan Bentuk Kata Kerja
Perubahan bentuk Kata Kerja bentuk 1 (V1) ke bentuk kedua (V2) dan bentuk ke 3 (V2) ada yang beraturan (ada rumusnya) dan ada juga yang tidak beraturan (tidak ada rumusnya). Wah memamg inilah yang membuat bahasa Inggris ini menjadi rumit bagi kita orang Indonesia, haha.
Kata Kerja Beraturan (Regular Verb):
Artinya ya mempunyai keteraturan bentuknya, ada rumusnya misalnya ditambah “D” atau “ED” seperti: live – lived – lived, play, played, played.
Walaupun ada aturannya tetapi aturan perubahan tersebut masih ada beberapa. Daftar kata kerja beraturan ini pun panjang sekali. Saya sarankan Anda mempunyai buku Grammar Bahasa Inggris walaupun yang kecil dan sederhana, biasanya ada di sana. Memang Anda mau menulsinya disini satu per satu?.
Kata Kerja TIDAK Beraturan (Irregular Verb):
Misalnya kata kerja “drink” berturut-turut untuk bentuk ke 1 sampai 3: drink-drank-drunk. Satu contoh lain lagi: break-broke-broken
Masih ingat V1, V2, V3 dan Ving? Jangan lupa apa itu artinya ya, karena akan sering dipergunakan dalam setiap  tenses bahasa inggris
1. Present Tense (Waktu Sekarang)
a. Simple Present Tense (Waktu Sekarang Sederhana)
Rumus :
+ } S + V1 + O/C
- } S + Do/does + not + V1 + O/C
? } Do/does + S + V1 + O/C
Example :
+ } Sisca Reads book everyday
- } Sisca does not Read book everyday
? } does Sisca Read book everyday
Yes He does / No He does not (doesn’t)
For I, We, You, They = do
He, She, It = Does
Contoh kalimat :
(+) She is a new people here.
(+) He plays football every morning
(-) She isn’t a new people here.
(-) He does not playing football every morning.
(?) Is she a new people here?
(?) How playing football every morning?
b. Present Continuous Tense (Waktu Berlangsung Sekarang)
Menerangkan suatu perbuatan yabg sedang berlangsungpada waktu sekarang.
Rumus :
+ } S + Be + V1 + ing + O/C            >>           + } They are playing badmintoon now
- } S + Be + not + V1 + ing + O/C >>           – } They are not playing badmintoon now
? } Be + S + V1 + ing + O/C            >>           ? } Are they palaying badmintoon now ?
Yes They are / no they are not
For I = am
They, we, you = are
He, She, It = Is
Contoh dalam kalimat :
(+) He is playing badminton now
(-) He isn’t playing badminton now.
(?) Is he playing badminton now.
c. Present Perfect Tense (Waktu Sempurna Sekarang)
Rumus :
subject+auxiliary verb+main verb
Contoh :
(+) you have eaten mine.
(-) she has not been to Rome
(?) have you finished?
d. Present Perfect Continuous Tense (Waktu Berlangsung Sempurna Sekarang)
Rumus :


(+): S + have/has + been + Ving
(-): S + have/has + not + been + Ving
(?): Have/has + S + been + Ving
Contoh :
(+) She has been going to Malang since evening.
(+) We have been riding a horse for three days
(-) She hasn’t been going to Malang since evening.
(-) We haven’t been riding a horse for three days.
(?) Has she been going to Malang ?
(?) Have He been riding a horse for three days ?
2. Past Tense (Waktu Lampau)
a. Simple Past Tense (Waktu Lampau Sederhana)
Rumus :
+} S+Be+Was/Were+O/C
-} S+Be+Was/Were+not+O/C
?} Be+Was/Were+ S+O/C
Example :
+} We were at school yesterday
-} We were not at school yesterday
?} were we at school yesterday ?
For I, He, She, It = Was
They, we, you = were
Contoh :
(+) I saw a good film last night
(+) He came here last month
(-) I saw not a good film last night
(-) He came not last month
(?) Saw I a good film last night
(?) Came He here last month
b. Past Continuous Tense (Waktu Berlangsung Lampau)
Rumus :
(+): S + was/were + Ving
(-): S + was/were + NOT + Ving
(?): Was/Were + S + Ving
Contoh :
(+) He was watching television all afternoon last week
(+) They were talking about sport when I met him
(-) He wasn’t watching television all afternoon last week
(-) They weren’t talking about sport when I met him
(?) Was He watching television all afternoon last week
(?) Were they talking about sport when I met him
c. Past Perfect Tense (Waktu Sempurna Lampau)
Rumus :
subject+auxiliary verb HAVE+main verb
(+): S + had + V3
(-): S + had + not + V3
(?): Had + S + V3
Contoh :
(+) When my brother arrived , I had painted my motor cycle
(+) The ship had left before I arrived
(-) When my brother arrived , I hadn’t painted my motor cycle
(-) The ship hadn’t left before I arrived
(?) Had I my motor cycle , when my brother arrived ?
(?) Had the ship left before I arrived?
d. Past Perfect Continuous Tense (Waktu Berlangsung Sempurna Lampau)
Rumus :
subject+auxiliary verb HAVE+auxiliary verb BE+main verb
Contoh :
(+) They had been living there for two month
(+) When they washed my drees , your father had been playing badminton
(-) They hadn’t been living there for two month
(-) When they washed my dress , your father hadn’t been playing badminton
(?) Had they been living there for two month?
(?) When they washed my dress , had your father been playing badminton ?
3. Future Tense (Akan Datang)
a. Simple Future Tense (Waktu Akan Datang Sederhana)
Rumus :
subject+auxiliary verb WILL+main verb
Contoh :
(+) I will visit to yogyakarta tomorrow.
(+) he will met girl friend by seven o’clock
(?) Will he go to America next month?
(+) President shall at Nederland the day after tomorrow.
(-) President shall not at Nederland the day after tomorrow.
(?) Shall President at Nederland the day after tomorrow?
b. Future Continuous Tense (Waktu Berlangsung Akan Datang)
Rumus :
subject+auxiliary verb WILL+auxiliary verb BE+main verb
Contoh :
(+) I will be writing a comic.
(+) I will be studying tomorrow night.
(-) I will not writing a comic.
(-) I will not be studying tomorrow night.
(?) Will I be writing a comic ?
(?) Will I be studying tomorrow night ?
c. Future Perfect Tense (Waktu Sempurna Akan Datang)
Rumus :
subject+auxiliary verb WILL+auxiliary verb HAVE+main verb
Contoh :
(+) Iwill havefinishedby 10am.
(+) Youwill haveforgottenme by then.
(-) Shewillnothavegoneto school.
(-) Wewillnothaveleft.
(?) Willyou havearrived?
(?) Willthey havereceivedit?
d. Future Perfect Continuous Tense (Waktu Berlangsung Sempurna Akan Datang)
Rumus :
subject+auxiliary verb WILL+auxiliary verb HAVE+auxiliary verb BE+main verb
Contoh :
(+) I will have been reading a news paper.
(+) He will have been listening music.
(-) I will haven’t been reading a news paper.
(-) He will haven’t listening a music.
(?) Will I have been riding a news paper ?
(?) Will He have listening a music ?
4. Past Future Tense (Akan Datang Di Waktu Lampau)
a. Past Future Tense (Waktu Akan Datang Di Waktu Lampau)
Rumus :
Positif: S + would + V1
Negatif: S + would + not + V1
Tanya:  Would + S + V1
Contoh :
(+) He would come if you invited him.
(+) They would buy a home the previous day.
(-) He wouldn’t come if invited him.
(-) They wouldn’t buy a home the previous day.
(?) Would He come if invited him ?
(?) Would they buy a home the previous day ?
b. Past Future Continuous Tense (Waktu Akan Sedang Terjadi Diwaktu Lampau)
Rumus :
Positif: S + would + be + Ving
Negatif: S + would + not + be + Ving
Tanya: Would + S + be + Ving
Contoh :
(+) I should be swimming at this time the following day.
(+) I shall be sliping at 10 o’clock tomorrow.
(-) I shouldn’t be swimming at this time the following day.
(-) I shalln’t be sleeping at 10 o’clock tomorrow.
(?) Shall I be swimming at this time the following day ?
(?) Shall I be sleeping at10 o’clock tomorrow ?
c. Past Future Perfect Tense (Waktu Akan Sudah Selesai Di Waktu Lampau)
Rumus :
Positif: S + would + have + V3
Negatif: S + would + not + have + V3
Tanya: Would + S + have + V3
Contoh :
(+) He would have graduated if he had studies hard.
(+) Nonok will have studied moth by the end of this week.
(-) He wouldn’t have gone if he had met his darling
(-) Nonok will have not studied month by the end of this week
(?) Would He have gone if he had met his darling ?
(?) Will Nonok have studied month by the end of this week ?
d. Past Future Perfect Continuous Tense
(Waktu Yang Sudah Sedang Berlangsung Pada Waktu Lampau)
Rumus :
Positif: S + would + have + been + Ving
Negatif: S + would + not + have + been + Ving
Tanya: Would + S + have + been + Ving
Contoh :
Rianawati would have been speaking English for two years
(+) Mrs. Anisa Munif would have been walking here for seventeen years
(+) Rianawati would have been speaking English for two years
(-) Mrs. Anisa Munif wouldn’t have been walking here for seventeen year
(-) Rianawati wouldn’t have been speaking English for two years
(?) Would Mrs. Anisa Munif have been walking here for seventeen years?
(?) Would Rianawati have been speaking English for two years?

 

(c)2009 NurHikmaa. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger